Pelaksanaan
:
Hari / Tanggal : Setiap Hari
Tempat : Rung Kelas masing-masing
Alamat : SMK Wiraswasta Cimahi
Waktu :
07.00 – 07.15 WIB
Penangggung jawab : Guru
yang mengajar Di Jam Peratama
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat
mempersiapkan murid menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan
konsisten untuk memajukan negara kesatuan Republik Indonesia. Komitmen yang
kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan perlu ditingkatkan
terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang negara kesatuan
Republik Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Konstitusi negara Republik Indonesia perlu
ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda
sebagai generasi penerus.
Di era globalisasi ini dihadapkan pada tantangan
intelektual dan teknologi, dimana masyarakat Indonesia dihadapkan pada
tantangan kehidupan yang semakin kompleks. Globalisasi dan kemajuan teknologi
telah membuat gaya hidup baru dalam bidang informasi, semua budaya asing sangat
mudah masuk ke Indonesia dan mempengaruhi gaya hidup para generasi penerus
bangsa. Kehidupan bangsa perlu menerapkan pendidikan yang berwawasan yang
berkarakter bangsa dengan berlandaskan pancasila sehingga melahirkan generasi
yang pancasilais. Globalisasi telah melakukan pergeseran tujuan pendidikan
nasional yang tidak lagi hanya untuk mencerdasarkan kehidupan bangsa, tetapi lebih
berfokus untuk menghasilakn lulusan yang menguasai scentia. Penguasaan scientia
dinilai mengarahkan murid kepada hasil yang bersifat pragmatis dan materialis,
karena kurang membekali murid dengan semangat kebangsaan, semangat keadilan
sosial, moral luhur dan sifat-sifat kemanusiaan sebagai warga negara (Saksono,
2010:76).
Membendung gaya pendidikan sejenis ini maka perlu
konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara diterapkan sebagai solusi terhadap
fenomena-fenomena pelaksanaan pendidikan di Indonesia dewasa ini. Ki Hadjar
Dewantara mengatakan hendaknya usaha kemajuan ditempuh melalui petunjuk
“TRIKON” yaitu Kontinyu dengan alam masyarakat Indonesia sendiri, konvergen
dengan alam luar, dan akhirnya bersatu dengan alam universal, dalam persatuan
yang konsentris yaitu bersatu namun tetap mempunyai kepribadian sendiri
(Dewantara, 1994:371). Pendidikan yang memanusiakan manusia Indonesia harus
selaras dan merujuk pada pancasila. Tujuan Nasional Pendidikan Indonesia
menginginkan pendidikan yang menghasilkan manusia yang seutuhnya berjiwa
pancasila. Sistem pendidikan di Indonesia harus berupaya melahirkan
manusia-manusia berkarakter pancasilais, yakni manusia yang mendasarkan seluruh
perilaku hidupnya pada nilai-nilai pancasila.
Pendidikan karakter bangsa tidak untuk dipelajari
melalui mata pelajaran tertentu atau berdiri sendiri, tetapi pendidikan
karakter bangsa tersebut diajarkan oleh seluruh guru mata pelajaran yang
diintegrasikan dalam penyampaian pembelajaran oleh seluruh guru mata pelajaran.
Penerapan pendidikan karakter biasa diwujudkan melalui program pengembangan
diri atau kegiatan ekstrakurikuler, misalnya melalui pembiasaan-pembiaasan
dalam kehidupan sehari-hari, serta ketauladanan dari guru dan tenaga
kependidikan di sekolah. Pembiasaan
adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan
kebiasaaan-kebiasaan yang telah ada. Pembiasaan selain menggunakan suri
teladan, perintah, kontiniutas, dan pengalaman khusus. Tujuannya agar murid
memperoleh sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif
dalam arti selajalan dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu juga
Pembiasaan melakukan hal yang positif pada murid sebagai generasi penerus
bangsa dapat membantu supaya murid menjadi insan yang sopan dan santun baik
dalam lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat.
Pendekatan pembiasaan sesungguhnya sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai
budaya positif ke dalam diri murid, baik pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Selain itu pendekatan pembiasaan juga dinilai sangat efisien
dalam mengubah kebiasaan negatif menjadi positif.
B. Deksripsi AKsi Nyata
Aksi nyata akan dilaksanakan beberapa langkah
diantaranya sebagai berikut :
1. Perencanaan
a. Menyusun rencana program pembiasaan membaca
Al-Quran
b. Menyusun jadwal untuk pelaksanaan pembiasaan
membaca Al-Quran
2. Pelaksanaan
a. Mendiskusikan kesepakatan pelaksanaan
pembiasaan kepada seluruh warga sekolah.
b. Melaksanakan proses pembiasaan membaca
Al-Quran pada setiap hari.
c. Mengirimkan dokumentasi pembiasaan membaca
Al-Quran melalui rekaman suara /Foto
3. Refleksi
a.
Mengevaluasi hasil pembiasaan membaca Al-Quran pada setiap setiap bulan.
b.
Melakukan perbaikan untuk ke selanjutnya.
C.
Hasil dari aksi nyata yang dilakukan
Pembiasaan akan membentuk beberapa karakter
diantaranya adalah mandiri, rasa ingin tahu, peduli, religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, dan kreatif. Dasar pembentukan karakter itu
adalah nilai baik atau buruk. Karakter murid merupakan hasil pengalaman antara
nilai baik dalam bentuk energi positif dan nilai tidak baik dalam bentuk energi
negatif. Energi positif itu berupa nilai-nilai keagamaan yang bersumber dari
keyakinan kepada Tuhan, sedangkan energi negatif itu berupa nilai-nilai yang
amoral yang tidak bersumber dari keyakinan. Pembiasaan membaca Al-Quran
dilaksanakan setiap hari sebelum pembelajaran di kelas. Karena kondisi pandemi
maka pembacaan Al-Quran dilakukan dengan cara merekam kegiatan tersebut
kemudian di kirim melalui WA Group Pembiasaan sekolah.
Pembiasaan Al-Quran sudah terjadwal setiap harinya
dan ditentukan ayatnya agar pelaksanaannya terarah dalam proses pelaksanaan
pembiasaan membaca Al-Quran. Kegiatan pembiasaan membaca Al-Quran ini juga
menjadi salah satu progam untuk memperkuat jiwa rohani murid untuk lebih dalam
mengenal agama dan kepribadian. Hasil dari kegiatan murid yang dilakukan dibuat
jurnal kegiatan pembiasaan dalam sebuah kertas dengan menuliskan nama surat dan
ayatnya setiap hari yang ditandatangani oleh orang tua dan guru pembimbing. Hal
yang diharapkan adalah murid akan terbiasa dengan membaca Al-Quran setiap hari
dan fasih dalam membacanya. Setelah terbiasan dengan membaca Al-Quran maka bisa
dilanjutkan dengan menghapal dan memaknai setiap ayat yang dibacanya.
D. Pembelajaran yang Didapat dari Pelaksanaan
Al-Quran telah melakukan proses penting dalam
pendidikan bagi murid sejak diturunkannya wahyu pertama ayat dalam surat
Al-Alaq yang mengajak seluruh umat manusia untuk meraih ilmu pengetahuan
melalui pendidikan membaca yang dikenal dengan “iqro”. Para ahli pendidikan
mengatakan bahwa ketidak berhasilan penanaman karakter sejak dini akan
membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya nanti karena akan
berpengaruh pada pola pikirnya. Murid akan tumbuh menjadi pribadi yang
berkarakter jika dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga secara
lahiriah setiap anak yang dilahirkan memiliki karakter tersendiri dan dapat
berkembang secara optimal. Tujuan di adakannya pembiasaan ini untuk meningkatan
kualitas murid dalam membaca Al-Quran serta dengan di adakannya program ini
semoga bisa membentuk karakter murid yang bukan hanya baik dalam segi kuantitas
namun baik juga dalam segi kualitasnya. Seorang muslim yakin bahwa Allah SWT
pasti akan melipat gandakan pahala bagi orang-orang yang membaca Al-Quran dan
selain itu juga diperintahkan untuk mengetahui, memperhatikan, mengamalkan,
mematuhi adab serta mencurahkan segenap tenaga untuk memuliakan isi
kandungannya.
Pembiasaan membaca Al-Quran di sekolah memiliki nilai
efektif dan efisien sebagai langkah pertama untuk berinteraksi dengan Al-Quran
sebelum akhirnya memahami maknanya. Oleh karena itu sekolah membuat program
pembiasaan dengan menerapkan membaca Al-Quran di pagi hari sebelum jam
pembelajaran. Menurut Mulyasa (2016:169) menjelaskan beberapa indikator
pembiasaan adalah:
a. Rutin, adalah pembiasaan yang dilakukan secara
terjadwal.
b. Spontan, adalah pembiasaan tidak terjadwal dalam
kejadian khusus
c. Keteladanan, adalah pembiasaan dalam bentuk
perilaku sehari-hari.
Program pembiasaan, murid memiliki manfaat yang dapat
melaksanakan berbagai nilai-nilai karakter secara terus menerus dalam kehidupan
sehari-hari. Manfaat yang diharapkan
dari adanya pembiasaan murid khususnya membaca Al-Quran adalah dimana siswa ketika
berinteraksi langsung di masyarakat selalu diharapkan dan didambakan oleh
lingkungan disekitarnya. Seperti, menjadi imam di masjid, menjadi qori kegiatan
keagamaan bahkan menjadi pengajar bagi adik-adiknya di rumah dan dilingkungan
sekitarnya. Contoh perilaku tersebut adalah umpan balik dari sekolah mengadakan
sebuah pembiasaan secara rutin yang nantinya secara berangsur-angsur akan
menjadi kebiasaan murid.
E. Rencana
Perbaikan untuk Pelaksanaan di Masa Mendatang
Demi tercapainya tujuan dari implementasi membaca
alquran, maka program pembiasaan ini memerlukan struktur kepanitian.
ü => Kepala
sekolah sebagai Pembina yang bertugas memberikan dukungan dan dorongan kepada
program pembiasaan agar murid dapat melakukan program pembiasaan.
ü => Guru
agama bertugas sebagai koordinator, mengatur semua proses pelaksanaan sehingga
program ini dapat berjalan dengan baik.
ü => Guru
yang piket akan sebagai pelaksana dalam kegiatan ini untuk mengaktifkan murid
dan mengawasinya dalam kelas maupun di luar kelas.
ü => Guru
Pelajaran yang menagajar pada awal pelajaran sebagai pelaksana langsung yang memandu/mengkoodinir pelaksaan
pembiassan tilahwah Al-Qur’an tiap hari nya.
Mengetahui, Cimahi Oktober 2022
Kepala Sekolah Wks
Kesiswaan
Drs. H. YOYO SUHARYO Z
A E L A N I, S.ST
NUPTK.0837747649200072 NUPTK. 3153760661200033